Workshop Bantuan Hidup Dasar: Selamatkan Nyawa dengan Tindakan Cepat dan Tepat 

ombang, 2 Juni 2025 – Pentingnya keterampilan tanggap darurat medis kembali ditegaskan dalam Workshop Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang diselenggarakan oleh BEM STIKes Husada Jombang. Mengusung tema “Selamatkan Nyawa dengan Tindakan Cepat dan Tepat”, kegiatan ini berlangsung pada Senin (2/6) di aula kampus STIKes Husada Jombang, mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai.

Sebanyak 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa STIKes Husada Jombang dan STIKes Bahrul Ulum Jombang tampak memenuhi ruangan dengan semangat belajar yang tinggi. Mereka hadir untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan penting yang berkaitan langsung dengan kondisi kegawatdaruratan yang sering dijumpai dalam dunia medis maupun di masyarakat umum.

Workshop ini diawali dengan sambutan pembukaan oleh Bapak Roni Setiawan, S.Kep, Ns., M.Kep., seorang dosen sekaligus praktisi kesehatan yang aktif di lingkungan STIKes Husada Jombang. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa kemampuan Bantuan Hidup Dasar bukan hanya sekadar keterampilan teknis, namun juga merupakan bentuk tanggung jawab moral dan profesional seorang tenaga kesehatan.

“Kemampuan memberikan pertolongan pertama yang cepat dan tepat sangat penting. Ini bukan hanya menjadi tugas paramedis atau dokter saja, tapi juga setiap calon tenaga kesehatan seperti anda,” ujarnya dalam sambutan.

Materi inti dalam pelatihan ini disampaikan oleh Fajar Indra Kurniawan, M.Kom, yang dikenal luas sebagai Trainer First Aid dan saat ini menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Informasi dan Komunikasi PMI Kabupaten Jombang. Dalam penyampaian materinya, Fajar memberikan penjelasan mendalam tentang prinsip-prinsip dasar dalam memberikan pertolongan pertama kepada korban henti jantung mendadak.

“CPR atau resusitasi jantung paru harus dilakukan dengan kualitas yang tinggi. Kecepatan, kedalaman kompresi, dan minim jeda adalah tiga kunci utama. Sering kali tindakan dilakukan dengan tergesa-gesa tapi tidak tepat, ini justru mengurangi efektivitas pertolongan,” tegasnya kepada para peserta.

Tak hanya teori, para peserta juga dilibatkan secara langsung dalam praktik Bantuan Hidup Dasar, termasuk bagaimana melakukan kompresi dada (CPR) yang benar secara simulatif.

Salah satu keunggulan pelatihan ini adalah penggunaan manikin CPR yang dilengkapi dengan fitur Skill Reporter. Teknologi ini memungkinkan peserta untuk melihat dan mengukur secara langsung kualitas kompresi yang mereka lakukan, mulai dari kedalaman, kecepatan, hingga konsistensi tekanan.

“Dengan alat ini, kita tidak hanya tahu bagaimana cara melakukan CPR, tapi juga bisa menilai seberapa baik kita melakukannya. Ini sangat membantu untuk meningkatkan standar praktik yang kita miliki,” jelas Fajar sembari memandu sesi praktik.

Sesi pelatihan berlangsung sangat interaktif. Para peserta dengan antusias mengajukan pertanyaan, berdiskusi, dan mencoba secara langsung praktik di bawah pengawasan Fajar. Beberapa mahasiswa bahkan menyampaikan bahwa ini merupakan pengalaman pertama mereka memegang manikin CPR dengan fitur evaluatif, dan mereka merasa kegiatan ini sangat bermanfaat.

“Kita jadi tahu mana yang benar dan mana yang kurang saat melakukan CPR. Pelatihan ini benar-benar membuka wawasan kami,” ujar salah satu peserta dari STIKes Husada Jombang.

Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan foto bersama sebagai bentuk dokumentasi kolaborasi antar institusi. Kegiatan ini juga menjadi bentuk sinergi yang positif antara PMI Kabupaten Jombang dengan institusi pendidikan tinggi di bidang kesehatan.

Ketua PMI Kabupaten Jombang melalui perwakilannya menyampaikan bahwa keterlibatan PMI dalam kegiatan pelatihan seperti ini merupakan bagian dari upaya membangun budaya literasi kesehatan di kalangan generasi muda, terutama yang akan terjun langsung ke masyarakat sebagai tenaga kesehatan.

“Bagi PMI, kegiatan seperti ini bukan hanya untuk memperkuat kapasitas teknis masyarakat atau mahasiswa, tetapi juga untuk mempererat jaringan sinergi antar lembaga, khususnya perguruan tinggi kesehatan di Jombang,” ujar Fajar menutup sesi pelatihan.

PMI Kabupaten Jombang berkomitmen untuk terus hadir dan berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat dan pemuda, khususnya dalam bidang kemanusiaan, kesehatan, dan pertolongan pertama. Melalui pelatihan seperti ini, harapannya semakin banyak individu yang mampu bertindak cepat dan tepat dalam menyelamatkan nyawa orang lain.